AGAMA MASYARAKAT MELAYU
AGAMA MASYARAKAT MELAYU
Agama masyarakat Melayu
Agama dan Kepercayaan menurut masyarakat Melayu
Agama dan Kepercayaan menurut masyarakat Melayu
Jika merujuk pada tatanan ilmu social, maka agama
dikatakan sebagai sistem kepercayaan yang teratur atau terorganisasi. Sedangkan
kepercayaan adalah keyakinan yang ditujukan kepada satu-satu fenomena
kepercayaan atau tidak memimiliki ciri-ciri yang terorganisasi ataupun
tersistem. Pada masyarakat melayu, mereka membedakan antara agama
dan kepercayaan. Menurut masyarakat melayu, Agama yang dianggap oleh mereka
adalah agama-agama besar yang diakui oleh pemerintah. Seperti Islam, Kristen,
Khatolik, Hindu dan Budha. Sementara keyakinan-keyakinan seperti penyembahan pada
‘dewa-dewa’ dan kepercayaan akan kekuatan yang dimiliki makhluk halus (jin,
hantu, jembalang, sikodi dan lainnya) hanya dianggap sebagai suatu kepercayaan
saja. Seperti yang terdapat pada suku ‘terasing’ – Suku Talang Mamak, Suku
Akit, Suku laut, dan lainnya. Maupun kepercayaan yang juga mencangkup masalah
upacara-upacara yang lahir dari kebiasaan-kebiasaan lama orang melayu, seperti
tepung tawar, mati tanah dan lainnya.
Namun sebenarnya yang dikatakan kepercayaan dalam
masyarakat melayu itu bukan hanya dalam kepercayan lama saja yang menjadi
peninggalan masa lampau seperti animisme, tapi juga kepercayaan yang datang
setelahnya, seperti kepercayaan agama agama hindu, budha dan Islam sendiri.
Dimana Islam yang datang terakhir mengakomodir semua unsur kebudayaan tersebut
secara perlahan, serta melakukan penelusuran terhadap hal-hal yang bertentangan
dengan Islam.
2. Kepercayaan awal dalam kehidupan
orang Melayu
Kepercayaan awal masyarakat melayu
sebelum kedatangan agama adalah ‘animisme’, dimana mereka percaya semua benda
di dalam dunia ini mempunyai roh atau semangat yang mempengaruhi kehidupan
manusia sama ada baik atau buruk.
Roh atau semangat ini perlu dipuja
agar membawa kebaikan dan menambahkan rezeki. Keadaan ini telah mempengaruhi
kehidupan mereka kerana terdapatnya aktivitas memuja pantai atau semangat padi
bagi menjamin keselamatan dan menambahkan hasil padi.
Dengan ini timbullah konsep pantang
larang, adat istiadat, undang-undang,
kebudayaan dan sebagainya. Bagi memuja semangat ini lahirlah tarian,
nyanyian, drama, muzik, unsur mainan, mentera, adat menanam, adat kematian dan
sebagainya yang ada hubungan dengan kepercayaan itu. Beberapa dari unsur ini
menjadi hiburan dan mainan yang pada asalnya merupakan upacara yang berkaitan
dengan kuasa ghaib. Contohnya Main Puteri, Main Dewa, memutus ubat dan
sebagainya.
Berkaitan dengan unsur mainan dan
tarian tadi maka lahirlah upacara jampi serapah yang bertujuan untuk melindungi
permainan daripada segala bencana dan menghalau jin dan hantu daripada menggangu
persembahan. Setiap persembahan ada peraturan dan pantang larang kerana asal
usul sesuatu jenis persembahan selalunya dihubungkait dengan kuasa ghaib.
Dengan wujudnya kepercayaan tersebut
maka wujud satu golongan masyarakat yang dihubungkaitkan dengan upacara-upacara
pemujaan seperti dukun, tabib, pawang, nenek kebayan dan sebagainya yang
bertanggung jawab memulih diri seseorang yang dipercayai disampuk atau hilang
semangat.
Terdapat juga bentuk kepercayaan
terhadap roh orang yang sudah mati. Mereka percaya individu yang semasa
hidupnya mempunyai kuasa hebat apabila mati akan tetap memberi perlindungan.
Berdasarkan kepercayaan inilah masyarakat tempatan memuja roh si mati agar
dapat memberi perlindungan. Dalam kepercayaan melayu itu sendiri terdapat enam
benda atau tempat yang dikeramatkan.
- Objek alam seperti batu, puncak gunung, pulau dan tanjung.
- Objek alam seperti batu, puncak gunung, pulau dan tanjung.
2 - Binatang seperti harimau, dan buaya
putih.
- Kubur ahli sihir atau pawing.
- Kubur orang yang membuka pemukiman
baru.
- Pemakaman ulama Islam
- Ulama yang masih hidup
3. Agama dalam kehidupan orang Melayu
1. Agama Hindu
Pengaruh agama Hindu tersebar sejak
abad ke 6 lagi yang dibawa oleh pedagang India. Penyebaran agama ini berkembang
pesat ketika kedatangan golongan Brahmana dan penerimaan agama ini oleh
golongan pemerintah.
Ajaran ini diterima oleh pemerintah
kerana agama ini berpegang teguh kepada konsep Dewaraja yaitu raja adalah tuhan
dibumi yang sekaligus memperkukuhkan kedudukan raja sebagai pemerintah. Sebagai
contoh, terdapat dua buah kerajaan Hindu di Tanah Melayu yaitu kerajaan
Langkasuka dan kerjaaan Kedah Tua. Disamping itu terdapatnya penyembahan Dewa
Siva dan Vishnu, yang dapat dilihat daripada pembinaan Candi Bukit Batu Pahat
dan Candi Bukit Pendiat di Lembah Bujang, Kedah.
Dikarenakan prinsip kedatangan agama
hindu yang diarahkan pada kaum bangsawan, banyak pihak yang mengatakan bahwa
sebenarnya hanya golongan bangsawanlah yang menganut agama ini dengan
sungguh-sungguh. Meskipun mereka sendiri tidak benar-benar paham dengan ajaran
filsafat hindu yang asli.
Mereka hanya mementingkan perkara
yang berkaitan dengan tata upacara serta ajaran-ajaran yang membesarkan
keagungan dewa bagi kepentingan mereka sendiri, sehingga secara tidak langsung
dengan menjadi penganut agama hindu mereka memperkukuh kedudukan mereka didalam
struktur lapisan didalam puncak masyarakat.
Adapun dalam masyarakat melayu
mereka lebih cenderung bersifat seni dibanding harus memahami kehalusan
metafisik hindu yang bersifat filsafat. Beberapa kesusasteraan agama asli
hindu-india yang diadopsi kedalam bahasa hindu-melayu telah ada pada mahabrata
dan baghavad gita yang menggambarkan kehidupan arjuna dan
bharatayuddha yang kesemuanya tidak menampakkan filsafat hindu asli.
2. Agama Budha
2. Agama Budha
Agama Buddha pula turut tersebar di
kalangan masyarakat melayu dan ia mempunyai pertalian dengan agama Hindu. Ini
disebabkan agama ini mengalami pengakomodiran dengan unsur-unsur agama Hindu
Agama ini diasaskan oleh Sidharta
Gautama di India. Agama ini melarang manusia melakukan kekejaman karena ia
tidak mendatangkan sebarang kebaikan.
Ajaran agama Buddha ini mudah
diterima karena anggapan mereka bahawa pengasas agama Buddha merupakan
penjelmaan kembali salah satu daripada Dewa Hindu.
3. Agama Islam
3. Agama Islam
Kedatangan agama Islam pada abad ke
7 telah menghakis sebahagian amalan kepercayaan Hindu Buddha yang telah lama
bertapak di Tanah Melayu.
Masuknya agama islam itu sendiri
sebenarnya dari berbagai cara, yaitu:
- Melalui jalur perdagangan, dimana ada suatu keyakinan bahwa sebenarnya para saudagar yang melakukan perjalanan ke Indonesia sebagiannya adalah para sufi yang kemudian menyebarkan islam di nusantara termasuk ditanah melayu.
- Melalui jalur perdagangan, dimana ada suatu keyakinan bahwa sebenarnya para saudagar yang melakukan perjalanan ke Indonesia sebagiannya adalah para sufi yang kemudian menyebarkan islam di nusantara termasuk ditanah melayu.
- Melalui pernikahan, dimana para
muslim melakukan pernikahan dengan penduduk pribumi. Hal itu menjadi cara lain
untuk menyebarkan islam kepada masyarakat pribumi, termasuk ditanah melayu.
- Mendekati kaum bangsawan, hal ini biasanya dilakukan atas dasar asumsi bahwa jika kaum bangsawan apalagi raja masuk agama islam maka rakyat juga akan ikut masuk kedalam agama islam.
- Mendekati kaum bangsawan, hal ini biasanya dilakukan atas dasar asumsi bahwa jika kaum bangsawan apalagi raja masuk agama islam maka rakyat juga akan ikut masuk kedalam agama islam.
Agama Islam disebarkan oleh golongan
pedagang dan pendakwah Islam dari Asia Barat. Ajaran Islam menekankan dua aspek
penting iaitu Akidah dan Syariah. Akidah ialah kepercayaan seluruh jiwa raga
terhadap keEsaan Allah manakala syariah merupakan perundangan dan hukum Islam
berdasarkan Al Quran dan Hadis.
Kedatangan agama Islam telah membawa
perubahan yang besar dalam politik, perundangan, ekonomi, dan budaya masyarakat
Melayu.
Dari segi politik jelas dapat
dilihat dengan penggunaan gelaran pemerintah yaitu raja telah digantikan dengan
gelaran sultan. Bahkan sultan dianggap sebagai ketua agama Islam. Segala
upacara resmi didahului dengan doa. Pemimpin agama merupakan penasihat sultan
dalam hal-hal mengenai hukum syarak atau hal berkenaan dengan agama Islam
.
Dalam aspek perniagaan, Islam
mengharamkan riba dan menggalakkan umatnya mencari rezeki yang halal. Disamping
itu amalan zakat dan fitrah sedikit sebanyak telah membantu golongan yang
kurang berkemampuan untuk menjalani kehidupan
Dari segi sosial pula wujudnya
semangat jihad bagi memilihara kesucian agama Islam daripada penjajahan Barat.
Dari segi adat pula didapati terdapat pengkomodiran dengan unsur Hindu-Buddha
kepada unsur keislaman seperti perkahwinan, adat turun tanah, melenggang perut,
berkhatan dan sebagainya.
Pada akhirnya orang melayu
membuktikan kemelayuannya dengan menganut agama islam. Terlepas dari mereka
menjalakannya secara sempurna atau tidak, hal ini dibuktikan dengan
praktik-praktik keagamaan. Dimana praktik-praktik tersebut dilakukan sesuai
dengan mazhab yang mereka anut. Pada umumnya masyarakat melayu menganut mazhab
syafi’i. Mereka kebanyakan melakssanakan shalat subuh, isya, zuhur, dan ashar lebih
sering dirumah, sementara maghrib dilakukan secara berjama’ah di mesjid.
Menurut Yusmar Yusuf, orang melayu
sangat menghormati hari jum’at-ini jelas merupakan pengaruh dari islam-dimana
hari jum’at dipandang sebagai hari yang pendek untuk bekerja tapi panjang untuk
beribadah. Pada hari itu, masyarakat melayu juga mengenakan “baju kurung” ini
berfungsi untuk memperindah diri dan menutup aurat yang jelas sekali merupakan
pengaruh dari islam.
Dari sisi teologis orang melayu
berpegang pada teologi asy’ariyah yang lebih dekat dengan paham jabariyah.
Sekalipun Asy’ariyah mengajarkan tentang “kasb”(usaha), namun hal itu tidak
banyak membantu untuk merubah pemahaman masyarakat tentang takdir dan nasib.
Masyarakat melayu percaya bahwa konsep takdir dan nasib telah digariskan oleh
allah.
Dari sisi tasawuf sendiri, orang
melayu berpegang erat pada ajaran imam al-ghazali. Dimana mereka sulit untuk
menerima tasawuf wahdat al-wujud dari ibnu arabi atau hulul dari al-hallaj dan
aliran tasawuf lainnya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh terlarangny ajaran
wahdat al-wujud di tanah aceh, yang kemudian membuat paham ini kurang digemari
oleh masyarakat melayu.
Adapun kitak-kitab yang sering
dibaca masyarakat melayu sebagai cerminan dari ajaran asy’ariyah, syafi’I dan
imam al’ghazali adalah kitab-kitab yang ditulis oleh abdus samad al-palimbani
dan daud al-fathani.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 2010. Islam dan
Tamadun Melayu. Pekanbaru : LPM Fak Ushuludin UIN SUSKA & YPR
Muhammad, Syed.1990. Islam dalam
Sejarah dan Kebudayaan Melayu. Bandung : Mizan
Mahdini.2003. Islam dan
Kebudayaan Melayu. Pekanbaru : Daulat Riau
Diakses Pada :
http://sejarahmalaysiastpm.blogspot.com
Comments