MILENARIANISME



BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Milenarianisme adalah suatu keyakinan oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan, sosial, atau politik tentang suatu transformasi besar dalam masyarakat dan setelah itu segala sesuatu akan berubah ke arah yang positif atau kadang-kadang negatif atau tidak jelas. Milenialisme adalah suatu bentuk Milenarianisme spesifik berdasarkan suatu siklus seribu tahunan, dan ini khususnya sangat penting di lingkungan Kekristenan.
Kelompok-kelompok milenarian biasanya mengklaim bahwa masyarakat masa kini dan para penguasanya korup, tidak adil, atau menyimpang. Karena itu mereka percaya bahwa mereka akan segera dihancurkan oleh suatu kekuatan yang dahsyat. Sifat yang berbahaya dari status quo ini selalu dianggap tidak dapat diubah tanpa adanya perubahan dramatis yang telah diharapkan. Dalam beberapa orang yang menganut milenarianisme Abad Pertengahan, dunia dianggap dikendalikan oleh setan dan bahkan sampai abad ke-19 milenarianisme Tionghoa menggunakan suatu motif seperti ini, namun "setan"nya mempunyai suatu konotasi budaya yang sedikit berbeda.[1]
Dalam keadaan tak mampu menolong diri sendiri itu, kaum Yahudi secara putus asa menengadah ke langit, memohon pembebasan oleh Tuhan. Karena merasa sebagai "manusia pilihan" (the chosen people), mereka pun yakin bahwa Tuhan pasti mengabulkan do'a mereka, dan dari langit akan diturunkan seseorang yang diutus sebagai juru selamat. Utusan itu akan tampil sebagai seorang messiah, seorang pemimpin agama. Jadi lama kelamaan sikap jiwa menantikan juru selamat dari langit itu tumbuh menjadi permanen dalam bentuk kepercayaan keagamaan.[2]
Pada intinya gerakan mesianisme percaya dan mengharapkan kedatangan seorang juru selamat (mesias) yang akan mendirikan kerajaan allah di bumi ini sebagai kekuatan yang sanggup memberikan pembebasan kepada semua jenis kategori umat manusia dari penindasan dan penderitaan. Dan beberapa sekte (aliran chilianisme) harus mengakui kekecewaannya karena tebakan mengenai waktu berakhirnya dunia ini selalu salah. Walaupun gerakan mesianisme itu pada awal mulanya bersifat religious murni, namun pada masa kemudian harus di akui bahwa gerakan itu berubah menjadi gerakan politik,atau paling sedikit berorientasi pada politik.[3]
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.[4]
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 15 Januari 1949. Nama milisi ini berasal dari bagian dari kitab ramalan Jawa Kuna Ramalan Jayabaya yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang merupakan keturunan Turki. Karena mempunyai warisan darah campuran Turki, Westerling memandang dirinya sebagai sang "Ratu Adil" yang diramalkan akan membebaskan rakyat Indonesia dari "tirani".[5]

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan sebagai berikut :
1.      Apa yang di maksud dengan milenarianisme ?
2.      Apa yang di maksud dengan mesianisme ?
3.      Apa yang di maksud dengan nativisme ?
4.      Apa itu yang di maksud dengan ratu adil ?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan di atas yaitu :
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan milenarianisme.
2.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan mesianisme.
3.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan nativisme.
4.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan ratu adil.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Milenarianisme
Suatu kepercayaan akan datangnya suatu jaman yang memhawa kebahagiaan seperti yang dahulu dialami nenek moyang suatu bangsa, Datangnya millenium, jaman keemasan, akan membawa perubahan radikal dalam struktur masyarakat dan kebudayaan yang ada sekarang. Penganut kepercayaan ini menginginkan hidupnya kembali nilai-nilai tradisional dan mengidamkan keadaan masyarakat yang ideal, seperti tidak ada pertentangan, penderitaan, ketidakadilan, sebaliknya sandang pangan berlimpah, hidup tenteram, dsb. Oleh sebab itu, gerakan ini sebenarnya merupakan satu bentuk gerakan revitalisasi dan nativistik yang sering terjadi pada suku-suku bangsa di Afrika, Asia, Pasifik, dan Amerika.
Milenarianisme umumnya muncul sebagai reaksi terhadap dominasi bangsa Barat atas daerah jajahannya. Masyarakat yang bereaksi menginginkan perubahan total, sehingga gerakan ini pada dasarnya bersifat revolusioner. Pendorong utama meletupnya gerakan milenarian adalah adanya pengaruh unsur kebudayaan Barat, yang menimbulkan kesenjangan dengan penduduk setempat.[6]
Milenarianisme (kadang-kadang dieja milenarisme) adalah suatu keyakinan oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan, sosial, atau politik tentang suatu transformasi besar dalam masyarakat dan setelah itu segala sesuatu akan berubah ke arah yang positif (atau kadang-kadang negatif atau tidak jelas). Milenialisme adalah suatu bentuk Milenarianisme spesifik berdasarkan suatu siklus seribu tahunan, dan ini khususnya sangat penting di lingkungan Kekristenan.
Pendapat lain tentang milenerianisme yaitu bergantung pada pemahaman tentang suatu jaringan kerja yang ruwet dari tidak merasa, namun ia memberikan ruang yang cukup lapang bagi siapa pun yang menganut pandangan yang sepenuhnya dispensasional. Kerusakan yang menghancurkan yang dilakukan terhadap doktrin-doktrin Kristen yang utama di sini terjadi tanpa di sadari, seperti yang umumnya terjadi dalam literature konservatif.[7]
Kelompok-kelompok milenarian biasanya mengklaim bahwa masyarakat masa kini dan para penguasanya korup, tidak adil, atau menyimpang. Karena itu mereka percaya bahwa mereka akan segera dihancurkan oleh suatu kekuatan yang dahsyat. Sifat yang berbahaya dari status quo ini selalu dianggap tidak dapat diubah tanpa adanya perubahan dramatis yang telah diharapkan. Dalam beberapa orang yang menganut milenarianisme Abad Pertengahan, dunia dianggap dikendalikan oleh setan dan bahkan sampai abad ke-19 milenarianisme Tionghoa menggunakan suatu motif seperti ini, namun "setan"nya mempunyai suatu konotasi budaya yang sedikit berbeda.[8]
Di Indonesia cukup banyak terjadi gerakan keagamaan yang bersifat milenarianistis. Kecenderungan yang terlihat adalah peranan para pemimpinnya sebagai Ratu Adil yang akan membawa kebahagiaan. Gerakan ini paling banyak terjadi di Pulau Jawa, yang memang menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda, misalnya peristiwa Nyi Aciah (1870-1871) di Sumedang, Jawa Barat.
Contoh lain adalah peristiwa Jasmani di Kediri Jawa Timur, yang dimulai pada tahun 1877. Peristiwa ini bermula dari ramalan Amat Mukiar (seorang gUru yang suka bertapa dan menyepi) bahwa akan datans Kerajaan Sultan Adil pada akhir tahun Jawa. Pada saat itu, Jasmani, salah seorang muridnya, akan dinobatkan sebagai Ratu Adil Igama, karena itu Amat Mukir menuntut para muridnya patuh terhadap Jasmani. Jasmani sendiri kemudian menyebarluaskan gagasan milenarian itu di Blitar dan mempersiapkan pemberontakan terhadap Belanda. Namun, sebelum ia sempat bergerak, pemerintah kolonial menangkapnya.

2.2 Mesianisme
Mesianisme adalah suatu faham menantikan datangnya seorang "messiah" yang bakal menyelamatkan umat manusia dan mewujudkan keadilan bagi penduduk bumi. Perkataan "messiah" sendiri berasal dari bahasa Ibrani, "messiah" yang merupakan padanan atau cognate perkataan Arab al-masih. Dari sudut tinjauan kesejarahan, mesianisme sebagai unsur faham keagamaan yang kuat muncul pertama-tama di kalangan bangsa Yahudi ketika mereka mengalami masa perbudakan ("era of captivity") di Babilonia pada sekitar tujuh abad sebelum Masehi. Perbudakan itu sendiri adalah akibat kekalahan mereka menghadapi serbuan tentera Nebukadnezar yang menghancurkan negeri mereka, Samaria dan Judea, di Kanaan (Palestina Selatan) dan Yerusalam hal-Quds, Bait al-Maqdis), ibukota mereka. Kaum Yahudi yang kalah itu kemudian diboyong ke lembah Mesopotamia untuk kerja paksa.

            Dalam keadaan tak mampu menolong diri sendiri itu, kaum Yahudi secara putus asa menengadah ke langit, memohon pembebasan oleh Tuhan. Karena merasa sebagai "manusia pilihan" (the chosen people), mereka pun yakin bahwa Tuhan pasti mengabulkan do'a mereka, dan dari langit akan diturunkan seseorang yang diutus sebagai juru selamat. Utusan itu akan tampil sebagai seorang messiah, seorang pemimpin agama. Jadi lama kelamaan sikap jiwa menantikan juru selamat dari langit itu tumbuh menjadi permanen dalam bentuk kepercayaan keagamaan.[9]
Pada intinya gerakan mesianisme percaya dan mengharapkan kedatangan seorang juru selamat (mesias) yang akan mendirikan kerajaan allah di bumi ini sebagai kekuatan yang sanggup memberikan pembebasan kepada semua jenis kategori umat manusia dari penindasan dan penderitaan. Dan beberapa sekte (aliran chilianisme) harus mengakui kekecewaannya karena tebakan mengenai waktu berakhirnya dunia ini selalu salah. Walaupun gerakan mesianisme itu pada awal mulanya bersifat religious murni, namun pada masa kemudian harus di akui bahwa gerakan itu berubah menjadi gerakan politik,atau paling sedikit berorientasi pada politik.[10]

2.3 Nativisme
Nativisme adalah pandangan bahwa keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam dalam otak sejak lahir. Pandangan ini berlawanan dengan empirisme, teori tabula rasa, yang menyatakan bahwa otak hanya mempunyai sedikit kemampuan bawaan dan hampir segala sesuatu dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan.[11]
Aliran Nativisme adalah aliran yang lebih menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan dianggap kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhaur (filsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi lahir itu sudah dengan bawaan baik dan buruk. Istilah Nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.[12]
Sementara itu, di bidang budaya terjadi arus lain yaitu derasnya kebangkitan spiritualisme yang nativistik yang melahirkan nativisme. Kebangkitan ini agak mempunyai kaitan erat dengan proses sekularisasi atau spatialisasi.tempat ibadah dunia bukan masjid atau pun gereja akan tetapi pabrik-pabrik besar dan bendungan-bendungan raksasa. Memang sepanjang sejarahnya tauhid sebagai fondasi bangunan islam sering di landa aliran nativis.[13]
Teori nativisme dikenal juga dengan teori naturalisme atau teori pesimisme. Teori ini berpendapat bahwa manusia itu mengalami pertumbuh kembangan bukan karena faktor pendidikan dan intervensi lain diluar manusia itu, melainkan ditentukan oleh bakat dan pembawaannya. Teori ini berpendapat bahwa upaya pendidikan itu tidak ada gunanya san tidak ada hasilnya. Bahkan menurut teori ini pendidikan it upaya itu justru akan merusak perkembangan anak. Pertumbuhkembangan anak tidak perlu diintervensi dengan upaya pendidikan, agar pertumbuhkembangan anak terjadi secara wajar, alamiah, sesuai dengan kodratnya.[14]



2.4 Ratu Adil
Ratu Adil (Satria Piningit) merupakan mitologi yang mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan menjadi penyelamat, ia akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Raja tersebut disebut juga "Erucokro". Ramalan tentang datangnya Ratu Adil ini berasal dari Prabu Jayabaya. Pertanda kedatangan Ratu Adil adalah adanya kemelut sosial, malapetaka alam, serta jatuhnya raja besar yang ditakuti. Pemerintahan yang mengganti raja yang ditakuti tidak berlangsung lama. Setelah itu, tibalah hari kiamat. Salah satu tokoh yang dianggap sebagai Ratu Adil adalah Imam Mahdi.[15]
Mesianisme yang timbul di jawa tengah dan jawa timur cenderung untuk menyatakan dirinya dalam gerakan ratu adil, yang dalam beberapa hal jenis gerakan semacam ini masih dapat di jumpai di daerah tersebut pada masa sekarang. Di jawa barat di daerah sunda, gerakan semacam itu juga muncul dengan nama gerakan ratu sunda. Namun di jawa tengah gerakan ratu adil muncul masa yang panjang. [16]
Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas. Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang jaman baru, jaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan jaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit.
Ramalan Jayabaya ditulis ratusan tahun yang lalu, oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Mataram. Raja itu bernama
Prabu Jayabaya (1135-1159). Ramalannya kelihatannya begitu mengena dan bahkan masih diperhatikan banyak orang ratusan tahun setelah kematiannya. Bung Karno pun juga merasa perlu berkomentar tentang ramalan ini.[17]
2.5 CONTOH GERAKAN SOSIAL RATU ADIL
˜ Gerakan Di Desa Sementara Sidoarjo, Jawa Timur Tahun 1903 Di Pimpin Oleh Kasan Mukmin
Pada tahun 1903 seorang kiai dari desa Samentara di Kabupaten Sidoarjo, bernama Kasan Mukmin, mulai bertindak sebagai orang yang menerima wahyu dan mengaku sebagai pejelmaan Imam Mahdi yang akan mendirikan sebuah kerajaan baru di Jawa. Ia berkhotbah bahwa perang jihad akan diumumkan untuk melawan pemerintah belanda. Sebelum memproklamirkan diri sebagai juru selamat, Kasan Mukmin telah mengumumkan sekelompok pengikut di sekelilingnya. Ia membagi-bagikan jimat dan menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. Tetapi pengetahuannya tentang ajaran Islam tampak kurang, sedangkan menurut penasehat Belanda, “pengetahuan ngelmu-nya tentang masalah-masalah Islam sangat meragukan.”
Berlatar belakang sebagai seorang santri dan punya koneksi dengan beberapa orde tarekat, Kasan memobilisir sekaligus meyakinkan pengikutnya akan kemenangan terhadap senapan-senapan Belanda. Menurut rencana semula, pemberontakkan akan dilaksanankan pada hari Minggu 29 Mei atau Ahad Legi 14 Maulud, kemudian diajukan pada hari Jumat  tanggal 27 Mei  bertepatan dengan Grebeg Mauud, yaitu perayaan hari kelahiran Nabi. Pertempuran berakhir singkat, dan dalam kondisi ketakutan para pemberontak melarikan diri untuk menghindari tembakan dari pasukan pemerintah. Dalam pertempuran itu residen menderita luka-luka dan meninggalkan korban sejumlah 40 orang mati dan 20 orang laiinnya luka-luka. Sejumlah orang yang dicurigai dan pemberontak yang dikenal, ditangkap.Kasan Mukmin sendiri akhirnya terbunuh karena menolak untuk ditawan. Jumlah orang yang ditawan ada 83 orang. Gerakan lain seperti gerakan di desa bendungan yang di pimpin oleh Dermojoyo.
Gerakan mesianisme pada masa berikutnya muncul pada tahun 1907 di desa Bendungan wilayah Kabupaaten Berbek di Karesidenan Kediri. Pemimpin dari gerakan ini bernama Dermodjojo, seorang petani kaya dari desa Bendungan yang berusia 60 tahun. Di samping tersebar di  masyarakatnya bahwa ia punya cerita ajaib di masa kelahirannya, ia juga termasuk seorang santri tekun yang berkeliling untuk menimba ilmu dari beberapa pesantren dan Kiai.[5]
Belum diketahui secara pasti kapan gerakan ini dimulai. Tapi yang jelas, setelah Dermodjojo memproklamirkan dirinya sebagai ratu adil. Ia bermimpi telah ditakdirkan untuk menjadi Ratu Adil, dan hal ini diperkuat dengan cerita-cerita orang lain yang memimpikan dia akan menjadi tokoh pejuang ideal tersebut. Proklamasi Dermodjojo sebagai Ratu Adil terjadi pada bulan Januari 1907, yaitu ketika diadakan perayaan untuk menyambut pengumumannya itu yang jatuh pada tanggal 23 bulan Besar (bulan Jawa). Sesudah itu ia banyak melakukan indroktrinasi kepada para pengikuutnya tentang kepercayaan bahwa Tegog dan Semar akan darang untuk membebaskan rakyat. Dua tokoh ini membawa air titra wilayat yang dapat menghidupkan orang yang telah meninggal. Kepercayaan ini ternyata kian memperkuat para pengikut Dermodjojo melancarkan serangan terhadap musuhnya.
Setelah tersiar berita bahwa Dermodjojo sedang menggalang pengikut untuk merencanakan pemberontakan, maka pada 29 Januari bupati Ngajuk bersama-sama sepasukan polisi bergerak menuju ke desa Bendungan untuk kemudian mengepung rumah Dermodjojo. Tidak kurang dari satu hari, pemberontakkan segera padam, dengan kekalahan di pihak Dermodjojo beserta para pengikutnya. Dermodjojo beserta 19 anak kandungnya, dan 49 orang ditawan, serta 9 orang lainnya luka-luka.
Sepertinya pemberontakkan yang dikomandoi Dermodjojo tidak sebatas dijiwai oleh perasaan tidak puas dari pihak rakyat pedesaan, melainkan juga hasil ketaatan membabibuta para pengikut yang mempecayai mitos keistimewaan dan keratu-adilan Dermodjojo.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Suatu kepercayaan akan datangnya suatu jaman yang memhawa kebahagiaan seperti yang dahulu dialami nenek moyang suatu bangsa, Datangnya millenium, jaman keemasan, akan membawa perubahan radikal dalam struktur masyarakat dan kebudayaan yang ada sekarang. Milenialisme adalah suatu bentuk Milenarianisme spesifik berdasarkan suatu siklus seribu tahunan, dan ini khususnya sangat penting di lingkungan Kekristenan.
Mesianisme adalah suatu faham menantikan datangnya seorang "messiah" yang bakal menyelamatkan umat manusia dan mewujudkan keadilan bagi penduduk bumi. Pada intinya gerakan mesianisme percaya dan mengharapkan kedatangan seorang juru selamat (mesias) yang akan mendirikan kerajaan allah di bumi ini sebagai kekuatan yang sanggup memberikan pembebasan kepada semua jenis kategori umat manusia dari penindasan dan penderitaan.
Aliran Nativisme adalah aliran yang lebih menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan dianggap kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sementara itu, di bidang budaya terjadi arus lain yaitu derasnya kebangkitan spiritualisme yang nativistik yang melahirkan nativisme. Pertanda kedatangan Ratu Adil adalah adanya kemelut sosial, malapetaka alam, serta jatuhnya raja besar yang ditakuti. Pemerintahan yang mengganti raja yang ditakuti tidak berlangsung lama. Setelah itu, tibalah hari kiamat. Salah satu tokoh yang dianggap sebagai Ratu Adil adalah Imam Mahdi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.oocities.org/fauzy70/para/p026.html
https://books.google.co.id/books?id=6Cg47GP_SzkC&pg=PA65&dq=mesianisme&hl=id&sa=X&ei=OoVQVZj6JuWxmwW8iYDADg&ved=0CCcQ6AEwAg#v=onepage&q=mesianisme&f=false
http://teoribelajarnativisme.blogspot.sg/
https://books.google.co.id/books?id=X5XjAAAAMAAJ&q=nativisme&dq=nativisme&hl=id&sa=X&ei=-r1QVaqhMIGusAHGuIHABA&ved=0CDgQ6AEwBQ
http://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Adil











[1]  http://id.wikipedia.org/wiki/Milenarianisme

[2] http://www.oocities.org/fauzy70/para/p026.html
[3]https://books.google.co.id/books?id=6Cg47GP_SzkC&pg=PA65&dq=mesianisme&hl=id&sa=X&ei=OoVQVZj6JuWxmwW8iYDADg&ved=0CCcQ6AEwAg#v=onepage&q=mesianisme&f=false
[4]  http://www.tuanguru.com/2012/01/teori-nativisme-empirisme-konvergensi.html

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan_Perang_Ratu_Adil
[6]  http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-milenarianisme/
[8]  http://id.wikipedia.org/wiki/Milenarianisme
 [9]  http://www.oocities.org/fauzy70/para/p026.html
[10]https://books.google.co.id/books?id=6Cg47GP_SzkC&pg=PA65&dq=mesianisme&hl=id&sa=X&ei=OoVQVZj6JuWxmwW8iYDADg&ved=0CCcQ6AEwAg#v=onepage&q=mesianisme&f=false
[11]  http://id.wikipedia.org/wiki/Nativisme
[12]  http://teoribelajarnativisme.blogspot.sg/
[13]https://books.google.co.id/books?id=X5XjAAAAMAAJ&q=nativisme&dq=nativisme&hl=id&sa=X&ei=-r1QVaqhMIGusAHGuIHABA&ved=0CDgQ6AEwBQ
[14]  https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/07/penerapan-aliran-nativisme-dalam-pembelajaran-2/
[15]  http://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Adil
[16]https://books.google.com.sg/books?id=N5jc0h1BktwC&pg=PA424&lpg=PA424&dq=pengertian+gerakan+ratu+adil&source=bl&ots=yQA5iqvAvn&sig=RWsSB7zvD1DIVJfA1AXwG3r-Z-E&hl=id&sa=X&ei=dsdQVav6AcejuQSo54GQBw&ved=0CCMQ6AEwAQ#v=onepage&q=pengertian%20gerakan%20ratu%20adil&f=false
[17]  https://benderahitam2.wordpress.com/imperium-iii-kebangkitan-indonesia-program-ishadi-sk-dan-eko-laksono/ramalan-jayabaya-ratu-adil-dan-zaman-keemasan-indonesia/

Comments

Sangat informatif..tks

Popular posts from this blog

Dinasti Ghaznawiyah (977 M – )

HISTORIOGRAFI AFRIKA

PROYEKSI PETA