MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAMBI
1.
Pendahuluan
Secara
etimologis, kata “Museum” diambil dari bahasa Yunani Klasik, yaitu: “Muze”
kumpulan sembilan dewi yang berarti lambang ilmu dan kesenian. Berdasarkan
uraian di atas maka pengertian museum adalah sebagai tempat menyimpan
benda-benda kuno yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dan juga sebagai
tempat rekreasi. Seiring dengn berkembangnya zaman, museum memiliki makna yang
sangat luas sesuai dengan pemikiran setiap individu maupun institusi.
Museum
adalah lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum,yang bertugas untuk mengumpulkan,
melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah
kemanusiaan yang berwujud benda dan tak-benda beserta lingkungannya, untuk
tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.[1]
Museum
dalam kaitanya dengan warisan budaya adalah sebuah lembaga tempat penyimpanan,
perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya
manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan
pelestarian kekayaan budaya bangsa. Saat ini museum telah dimanfaatkan sebagai
media informal yang mampu mendampingi lembaga pendidikan formal seperti sekolah
maupun universitas dalam upaya memberikan informasi seputar sejarah peradaban.
Seiring dengan itu, masyarakat luas juga telah menyadari peran penting musium,
yakni tidak sekedar tempat kesenangan, tetapi juga untuk kepentingan studi dan
penelitian dari dinamika sosial.[2]
Menurut
organisasi internasional permusiuman ICOM bahwa salah satu fungsi musium adalah
konservasi dan preservasi. Dalam hal ini tentu saja konservasi terhadap
benda-benda cagar budaya yang ada di musium. Benda cagar budaya yang tersimpan
dan di rawat musium ini di sebut koleksi musium. Secara teoritis musium sebagai
lembaga mempunyai fungsi yaitu :
1. Pengumpulan dan pengamanan warisan
alam dan budaya
2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah
3. Konservasi dan prevervasi
4. Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk
umum
5. Pengenalan dan penghayatan kesenian
6. Pengenalan kebudayaan antar daerah
dan antar bangsa
7. Visualisasi warisan alam dan budaya
8. Cermin pertumbuhan peradaban umat
manusia
9. Pembangkit rasa bertakwa dan
bersyukur kepada tuhan yang maha esa[3]
2. Sejarah
Singkat Musium Perjuangan Rakyat Jambi
Museum
Perjuangan Rakyat Jambi terletak di antara Jl. Sultan Agung dan Jl. Slamet
Riyadi atau sebelah selatan Mesjid Agung Jambi. Pendirian museum atas prakarsa
dari Dewan Harian Daerah Angkatan '45 (DHD-'45) bersama Pemerintah Daerah
Provinsi Jambi sebagai wujud dari pentingnya bangunan sebagai monumen dalam
mengenang Sejarah Perjuangan Rakyat Jambi semasa pergerakan nasional dan
kemerdekaan Indonesia.
Proses pembangunan museum ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia, Letjen. Achmad Thahir pada tanggal 6 Juni 1993.Bentuk bangunan
museum merupakan perpaduan antara gaya rumah tradisional Jambi dan arsitektur
modern. Terdiri dari tiga lantai sebagai ruang pamer tetap dan dua teras pada
kedua sayap bangunan yang sering dipergunakan sebagai ruang pamer temporer.
Bangunannya sendiri seluas lebih kurang 1.365 m2 menempati lahan seluas 10.000
M.
Museum Perjuangan Rakyat Jambi secara simbolis dibuka oleh
Presiden Republik Indonesia, Soeharto
pada tanggal 10 Juli 1997 bersamaan dengan pembukaan MTQ Nasional ke-XVIII.[4]
3. Koleksi
dan Diorama Museum
Koleksi museum sebagian besar merupakan benda-benda yang
terkait dengan tinggalan masa perjuangan rakyat Jambi. Benda-benda tersebut
dipamerkan di dalam dan diluar gedung. Pada lantai pertama terbagi dalam dua ruang
pamer.Pada sisi kanan berupa koleksi persenjataan modern semasa perang melawan
Penjajah Belanda di Jambi. Persenjataan tersebut dipergunakan pada perang
kemerdekaan tahun 1945-1950, seperti senapan, pistol vickers, senjata mesin
ringan, dan senjata lain.
Pada sisi kiri pengunjung, dapat dilihat peralatan senjata
tradisional seperti keris, pedang, badik, tomhak, pakaian perang, ikat kepala,
alat komunikasi dan perlengkapan perang bersifat religius yang dipergunakan
melawan pasukan kolonial. Setiap diorama melukiskan peristiwa bersejarah yang
terjadi di Jambi, mulai dari kemerdekaan nasional hingga usaha Belanda untuk
menolak kemerdekaan dan hendak mengambil alih kembali wilayah Indonesia.
Peristiswa bersejarah yang ditampilkan dalam diorama antara lain, Pertempuran
Tanah Minyak. Realisasi Perjanjian Linggarjati oleh Komisi Tiga Negara terhadap
Jambi yang diprakarsai PBB, Peranan Pesawat Udara Catalina RI 005, dan diorama lainnya. Pada lantai tiga terdapat
koleksi meja kerja yang dipergunakan oleh salah seorang pejuang kemerdekaan.
Salah satu koleksi bersejarah adalah replika Pesawat Terbang
Catalina RI 005 yang dipajang di halaman museum. Tugasnya adalah membawa
senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer atau petugas militer dan
sipil yang menghubungkan antara Kota Jambi, Bukit Tinggi, Prapat, Banda Aceh,
Tanjung Karang, Jogjakarta dan Singapura. Pesawat Catalina RI 005 dalam
penerbangannya mengalami kecelakaan dan jatuh di Sungai Batanghari dekat Desa
Sijinjang pada tanggal 29 Desember 1948.
4. Manajemen
Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Ada pun susunan Organisasi Museum
Perjuangan Rakyat Jambi yaitu ;
KEPALA
MUSEUM
H. Suhaimi A, SH
KASUBAN TATA USAHA
Edius Efendi, SE., ME
KASI BIMBINGAN DAN
PUBLIKASI KASI PENGELOAAN KOLEKSI
Drs.
Erpan Dra.
Helmiyeti
ANGGOTA ANGGOTA
Pramudya
Kusuma, SE Drs. Budi
Prrihatna M.Hum
Suwarso Tanti
Krisnawati, A.Md
Yulhandri Fidra
Hastomi
Jumri Hasiholan,
S.Pd
Sunarto
M.
Taufik
M.
Indra Gunawan
KEAMANAN RUMAH TANGGA KEUANGAN
Kartimun Rozali Elfira
Baharudin Nurhayati Huri Handayani
Hariyanto Azizah
Erry
Putra P Cecep Saman
Zulkipli
5.
Hari
Dan Waktu Kunjungan
-Senin
s.d. Kamis : 08.00- 15.00 WIB
-
Jumat : 08.00-11.00 WIB
-
Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional Tutup
DAFTAR
PUSTAKA
http://stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/pena-fokus-vol-2-no-2-92-106.pdf
[1] http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00956-DI%20Bab2001.pdf,
diakses 26 oktober 2015
[2] http://melayuonline.com/ind/article/read/964/penerapan-manajemen-pengelolaan-museum,
diakses 26 oktober 2015
[3] http://stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/pena-fokus-vol-2-no-2-92-106.pdf,
diakses 26 oktober 2015
[4] http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/11/museum-perjuangan-rakyat-jambi.html,
diakses 26 oktober 2016
Comments